Para penikmat film setidaknya pernah mendengar Avatar, seri film fiksi ilmiah buatan James Cameron yang seri pertamanya debut pada th. 2009. Ia dikenal sebagai film yang tawarkan dunia fantasi dengan grafis yang keren, dan seri keduanya mempunyai cerita kelanjutan yang menjelajah lokasi baru di Pandora.
Meluncur sejak 7 Desember th. selanjutnya dan diterbitkan oleh Ubisoft, Frontiers of Pandora menyita latar pas 16 th. sehabis berakhirnya film pertama. Sebelum perihal di film tersebut, Resources Development Administration (RDA) menculik sekelompok anak Na’vi untuk dilatih jadi tentara yang loyal pada manusia.
Latar pas ini sesudah itu bergerak 8 th. sesudah itu dan membuka ke momen pemberontakan Avatar dan Jake Sully. Karakter pemain dan tawanan Na’vi lainnya dimasukkan ke dalam cryostasis agar selamat dari kekacauan, dan dibangunkan satu setengah dekade kemudian.
Hal ini letakkan dasar untuk sisa cerita yang mengikuti karakter Na’vi yang kerap bermain di slot garansi 100 anda yang baru terbangun dan di lepaskan ke lokasi perbatasan bara Pandora, yang belum pernah muncul dalam film. Pendekatan ini memicu plot cerita yang menarik, gara-gara baik pemain maupun karakter pemainnya baru mengenal lokasi ini.
Wilayah selanjutnya juga tawarkan perihal unik yang terlalu banyak. Ditambah dengan grafis yang luar biasa keren, panorama alam terbuka serta hutan rimbun dengan ukuran pohon yang di luar nalar memicu rasa penasaran untuk mengeksplorasi Pandora lebih jauh.
Studio game Massive Entertainment memimpin pengembangan game ini. Pandora dideskripsikan sebagai dunia alien yang menakjubkan. Hal ini tidak mengherankan mengingat banyaknya cermat lingkungan yang dimasukkan studio ke dalam karya sebelumnya, The Division dan The Division 2. Western Frontier terbagi dalam tiga zona utama: Kinglor Forest, The Upper Plains, dan The Clouded Forest.
Kinglor Forest menyediakan area awal untuk pemain sehabis melarikan diri dari markas RDA area mereka tidur di cryostasis selama 16 th. terakhir. Flora dan faunanya eksotik dan ramai, menampilkan tumbuhan aneh dan liar, serta makhluk unik yang dapat mengeluarkan cahaya, menciptakan keadaan layaknya mimpi dan dunia lain. Upper Plains merupakan lokasi luas yang membentang jauh sampai ke cakrawala.
Ciri khas kawasan ini adalah medannya yang luas dan berbukit-bukit, yang terlalu kontras dengan lanskap hutan hujan dan pegunungan terapung yang lebat dan vertikal. Sementara itu cocok namanya, Clouded Forest diselimuti kabut dan awan, beri tambahan nuansa mistis. Kabut yang tetap muncul ini meningkatkan kesan misteri dan pesona pada hutan, yang ditutupi oleh pepohonan yang menjulang tinggi dan besar agar lebih-lebih Na’vi setinggi 10 kaki pun kelihatan kecil kalau dibandingkan.
Keempat lokasi ini menciptakan dunia permainan yang bikin penasaran siapapun. Avatar: Frontiers of Pandora lebih-lebih tawarkan mode eksplorasi yang menyingkirkan sebagian besar UI dan penanda pencarian dan mengajak pemain untuk pakai “indera Na’vi” mereka untuk mencari menyadari ke mana mereka kudu pergi. Mode ini kadangkala dapat memicu frustasi, tapi ini adalah langkah intuitif untuk menjelajahi dunia dan pakai insting dan peta permainan.
Harus diakui, dunia permainan Avatar: Frontiers of Pandora terlalu luas, lebih-lebih dengan bantuan Ikran dan Direhorse sekalipun yang dapat mencapai satu titik ke titik lain dengan cepat. Untungnya, terkandung fast travel yang akan muncul pada sebagian lokasi perlu begitu anda mengunjunginya. Peta permainan yang luas tampaknya telah jadi ciri khas game Ubisoft.
Terdapat juga sebagian lokasi yang menyimpan Info tambahan perihal Pandora atau histori singkat perihal suku Na’Vi. Menemukan yang manapun rasanya memicu gamer mau mengorbankan pas demi menjelajah ketimbang mengikuti misi atau cerita utama. Teknik eksplorasi dan bertualang ini sebenarnya merasa sama dengan Far Cry, tapi dengan bungkus dan sejumlah perbaikan.
Di balik dunia permainan yang menarik, awal permainan merasa canggung. Dari tempo, akting suara, dan lebih-lebih gerakannya — seluruhnya merasa sedikit tidak cukup matang. Setidaknya ini sampai kita dapat menjelajah Pandora. Sebagai Na’vi, anda miliki fisik yang lebih besar dan lebih kuat, yang berarti dapat berlari lebih cepat dan melompat lebih tinggi daripada manusia
Dengan tambahan kapabilitas dan kelincahan tersebut, kita dapat mencapai lokasi manapun yang kita menginginkan tanpa kudu melalui jalan normal. Seringkali anda akan menemukan dahan berukuran terlalu besar, atau tanaman yang dapat membuatmu mencapai area ini secara cepat. Pada akhirnya, aku menghabiskan pas coba mendaki lanskap pegunungan cuma untuk menyaksikan apakah perihal selanjutnya dapat dilakukan.
Kembali pada unsur Far Cry, Avatar: Frontiers of Pandora mengajak pemain untuk pakai sumber kekuatan alam. Oleh gara-gara itu anda sebagai bagian suku Sarentu akan menjunjung alam dengan langkah berburu dan merakit item spesial, baik senjata maupun armor.
Merakit ini pakai hasil buruan dari hewan eksotik, yang tambah langka akan menghasilkan bahan baku kelas atas. Kemudian terkandung bermacam macam skill tree yang dirancang simple tapi akan beri tambahan benefit atau bonus pada kapabilitas sang protagonis. Hal yang paling akhir adalah sebagian lokasi yang dikuasai RDA, dan telah pasti anda akan menguasainya dengan langkah melumpuhkan operasi mereka.
Kesimpulan
Dengan adanya sebagian pendekatan baru, Avatar: Frontiers of Pandora dapat dibilang jawaban untuk para fans Far Cry yang merasa merasa bosan. Dunia fantasi baru yang telah miliki nama, dilengkapi dengan Pandora yang luas dan menakjubkan, tambah lengkap dengan sudut pandang Na’Vi yang pakai tokoh baru tapi tetap berupaya tersambung dengan cerita utama pada filmnya. Akting atau penokohan karakter yang lemah kemungkinan tetap dapat dilewati dengan mempercepat pembicaraan dan langsung fokus pada penjelajahan.